Minggu, 03 Mei 2009

Menghadapi Dinamika Perubahan Kehidupan....

Oleh Rahmat Arafah A

Dinamika atau perubahan merupakan suatu kenyataan yang tidak bisa kita bantah dan telah menjadi sifat dasar dari segala yang ada dimuka bumi ini, termasuk juga makhluk-Nya yang diberi kelebihan dengan akal dan pikiran serta dengan adanya hawa nafsu, itulah manusia. Dunia selalu berubah dan berganti layaknya perputaran sebuah roda kehidupan yang tanpa sadar maupun tidak sadar, itu semua akan dan telah kita lewati. Pergantian tahun pun berlalu begitu saja, masih berbekas di benak kita bahkan belum pudar dari sebuah ingatan hingga saat ini. Siapa sangka kehidupan tanpa terasa semakin cepat berubah mengikuti perkembangan zaman sebagai sebuah realitas duniawi.

Layaknya seorang manusia, seandainya mampu untuk mengikuti irama kehidupan yang dilalui sepanjang perubahan yang dilewati, maka insya Allah akan survive (selamat), namun seandainya lamban bahkan terlena dengan indahnya perkembangan zaman dalam setiap perubahan yang dilalui, maka cepat atau lambat akan tertinggal atau malah bisa di tinggalkan. Kecepatan perubahan menyebabkan manusia tidak bisa menggunakan pengalaman hidup masa lalu sebagai pedoman hidup dan kehilangan kemampuan untuk meramalkan atau merencankan masa depannya akibat anxietas (kegelisahan), disorientasi sosial dan kebingungan kebudayaan.
Lazimnya setiap mahasiswa akan merasakan berbagai masalah dalam permasalahan idiosinkratik diantaranya yakni, perubahan terhadap suatu lingkungan yang baru. Persolaan yang kompleks sebagaimana fenomena sosial ini akan melahirkan pergulatan emosional dalam dirinya. Kondisi yang terjadi di internal jiwa mahasiswa akan cenderung terpolarisasi (terbentuk) pada dua kutub yakni, cenderung dengan mendekati kemudian menerima lalu mengikutinya, atau malah sebaliknya menolak kemudian menghindari hingga akhirnya melakukan perlawanan. Egosentrisitas dalam jiwa mahasiswa pun akan menjadi sebuah keniscayaan yang dengan sadar maupun tidak sadar akan dilewati dengan berjalannya waktu tanpa terasa begitu sungguh sangat cepat.
Dalam masanya, akan terombang ambing antara sebuah dilema dengan dilema yang lainnya bersama waktu yang dilewati secara perlahan lahan lahan tapi pasti,begitulah perjalanan sebuah dinamika waktu. Bahkan kebimbanagan itu bagaikan dalam sebuah pergulatan lingkaran setan yang sulit untuk ditembus. Keterpasungan dalam lingkaran setan inilah yang sangat ditakutkan pada diri setiap seorang mahasiswa di muka bumi ini (dalam negeri maupun luar negeri/ mahasiswa di Indonesia maupun yang mengenyam pendidikan di luar negeri) yang sejatinya memiliki memiki sebuah idealisme. Mahasiswa yang sejatinya mewakili petarung yang sangat dinamis, memiliki kreatifitas dan inovasi serta ketahanan diri yang tangguh dalam menghadapi sebuh tantangan justru akan terbuang dengan sangat sia sia ketika setiap yang dilakukan tidak dapat memberikan manfaat bagi dirinya sendiri maupun terhadap lingkungan sekitarnya. Kondisi dewasa saat ini yang berkembang, dimana iklim kehidupan banyak dimasuki virus intelektual yang memberikan sublimasi (penguapan) besar terhadap sebuah perubahan zaman dan kehidupan. Disepakati atau tidak ini semua merupakan hasil dari rekayasa kemajuan sains dan teknologi dari para cendekiawan dan intelektual. Akan tetapi di balik itu semua,sangat memprihatinkan dimana berubahnya peradaban dan pandangan hidup yang semakin jauh dari pencapaian hidup mardhatillah. Ridha-Nya akan dapat diraih dengan yang telah di wasiatkan oleh Rasulullah, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah. Virus intelektual mampu membelokkan pandangan hidup manusia kepada kebenaran yang semu.
Dalam kondisi seperti ini, agama menjadi sebuah kebutuhan perennial (kekal). Meminjam bahasa dari buya Imam Syafi’i, seorang sejarahawan yang bernama Toynbee mengatakan bahwa “agama adalah sebuah ikhtiar untuk mencari jalan bagaimana mendamaikan diri dengan fakta fakta yang dahsyat tentang hidup dan mati”. Pencarian atas jiwa-jiwa yang mengambang akan menuntut suatu jati diri dan harapan akan membutuhkan sebuah perjuangan. Berjuang menegakkan kebenaran dari segala hukum kehidupan manusia, yakni dienul islam. Islam sebagai sistem dan cara untuk memperoleh keridhaanNya. Islam sebagai sistem yang universal yang memberikan inspirasi dan kreatifitas dalam berkreasi serta menghadapi realitas kehidupan serta menjadi sebuah metode dalam menganalisis berbagai macam fakta social.
Allahu A’lam bish-shawab

Tidak ada komentar: