Kamis, 23 April 2009

Lalu Lintas Bisik-Bisik Hati Kecil

Oleh: Rahmat Arafah A
Salah satu kelebihan yang dianugerhkan oleh Allah kepada manusia adalah, adanya akal dan pikiran serta nafsu. Sehingga dengan demikian, manusialah yang mendapat dan sanggup mengemban amanah sebagai khalifah dimuka bumi ini ketika Adam diutus pertama kali.Nafsu juga merupakan barometer untuk dapat mengetahui sejauh mana kefasikan dan kejahatan yang terdapat dalam diri seseorang.

Sehingga nafsu dapat dikatakan sebagai ilham kefasikan dan kejahatan yang dilakukan oleh segenap manusia dimuka bumi ini. Allah -subhanahuwata’ala- telah menjelaskan kepada kita bahwa terdapat dua sifat nafsu dalam surat As-Syams ayat 7-9, yang artinya:“Dan nafsu serta penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada nafsu itu kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan nafsu itu.”Dalam ayat tersebut, dijelaskan bahwa nafsu merupakan sumber dari segala sesuatu. Sehingga dengan demikian, apabila kita mampu mengolah besarnya godaan nafsu, maka kita akan selamat dari malapetaka. Akan tetapi seandianya kita kalah bertarung dalam mengelola nafsu, maka kita akan menjadi seseorang yang celaka; baik didunia maupun di akherat.Dikarenakan nafsu memiliki dua dimensi yang sangat tajam, kita dituntut agar berhati-hati dalam mengendalikan diri dari segala macam bentuk nafsu, khususnya nafsu kejahatan. Maka kita harus benar-benar mampu memperhatikan. “lalu-lintas” nafsu. Jangan sampai kita hanya mengedepankan kepuasan semata tanpa memperhatikan dampak yang ditimbulkan dari kepuasan sesaat tersebut. Nafsu itu bersifat sombong dan mementingkan diri sendiri; ia selalu ingin memuaskan kehendaknya dan kesombongannya. Ia hanya memperhatikan keperluannya sendiri, kepentingannya sendiri, dan hanya mencari kesenangan. Ia berusaha melakukan apa saja untuk memperdayakan manusia, Karena nafsu selalu tidak mungkin dapat memenuhi keinginannya melalui cara yang benar. Ucapan Nabi Yusuf menjelaskan keadaan ini dalam al-Qur'an surat Yusuf ayat 5, yang artinya: “Dan aku tidak membebaskan diriku dari kesalahan, Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Dalam ayat tersebut dijelaskan nafsu seseorang merupakan “kendaraan” yang menyebabkan perbuatan fasik dan jahat. Sehingga nafsu merupakan rahasia penting yang diungkapkan hanya kepada orang-orang beriman serta takut kepada Allah. Dengan menelaah rahasia ini, kita akan dapat mengetahui bahwa nafsu tidak akan pernah berhenti menjalankan misinya, walaupun hanya dalam sedetik. Melalui godaan dan tipudaya muslihat, nafsu selalu berusaha menjerumuskan manusia dari jalan Allah. Berdasarkan rahasia inilah, nafsu tidak akan pernah diam dan berhenti; ia akan selalu membenarkan perbuatannya dalam keadaan apa saja, ia akan selalu mencintai dirinya sendiri melebihi yang lain, ia semakin sombong, menginginkan benda apa saja dan menginginkan kenikmatan. Singkat kata, ia berusaha dengan cara apa saja agar seseorang melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hal-hal yang diridhai Allah. Sesungguhnya, perilaku dan perbuatan orang-orang kafir yang tidak sesuai dengan ajaran al-Qur'an sepenuhnya dibentuk oleh nafsu mereka. Karena tidak takut kepada Allah, orang-orang kafir tidak memiliki kehendak untuk mengikuti hati nurani mereka, tetapi lebih cenderung untuk mengikuti nafsu mereka. Percekcokan, konflik kepentingan, dan ketidakbahagiaan yang melanda masyarakat dan agama diabaikan, berakar dari individu-individu yang terjerat oleh nafsu mereka dan kepentingan diri mereka, sehingga akibatnya, mereka kehilangan sifat-sifat manusia seperti kasih sayang, saling menghormati, dan pengorbanan. Namun, hal ini juga tidak sedikit kita temui menyerang kaum muslimin pada beberapa dekade belakangan ini. Kita selalu disibukkan memisahkan antara urusan agama dan urusan dunia. Sesungguhnya dalam kehidupun dan kebutuhan dunia serta akherat merupakan dua sisi yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Sesungguhnya pangkal dasar dari ini semua, kita sebagai rakyat Indonesia masih berada dalam pengaruh dan kungkungan “penjajah dan penjahat” yang selalu siap melancarkan hegemoninya terhadap keberlangsungan kehidupan berwarga negara kita. Itulah sebabnya mengapa rahasia yang diungkapkan oleh Allah ini sangat penting. Jika seseorang mencamkan rahasia ini dalam hatinya, ia dapat mewaspadai nafsu dan melakukan perbuatan yang benar. Nafsu dapat ditundukkan dengan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan apa yang diperintahkan. Misalnya, ketika nafsu memerintahkan untuk bermalas-malas, kita harus bekerja lebih keras. Ketika nafsu memerintahkan untuk mementingkan diri sendiri, kita harus lebih banyak berkorban. Ketika nafsu memerintahkan untuk berbuat kikir, kita harus menjadi lebih dermawan. Di samping sisi nafsu yang jahat, dari surah asy-Syams kita mengetahui bahwa Allah juga mengilhamkan kepada nafsu hati nurani yang menjadikan seseorang dapat mengendalikan nafsunya agar tidak memuaskan keinginannya yang rendah. Yaitu, di samping nafsu itu mendorong kepada kefasikan, ia juga mendorong kepada kebajikan. Setiap orang mengetahui akan bisikan ini dan dapat mengenali perbuatan fasik dan perbuatan baik. Namun, hanya orang-orang yang takut kepada Allah yang dapat mengikuti hati nurani mereka.Allah A’lam Bi Ash-Shawab.

Tidak ada komentar: